Pagi ini sangat
cerah. Mentari menampilkan sinar yang begitu indah. Suara kokokan ayam menambah
keindahan pagi ini. Tetapi ada satu hal yang membuatku kecewa. Aku adalah
rizki, anak dari keluarga pincang. Ayahku bekerja sebagai pemulung dan ibuku
telah pergi meninggalkanku sewaktu aku masih bayi. Saat ini umurku 11 tahun.
Aku berhenti sekolah saat aku kelas 3 SD. Ayahku tidak mampu membayar uang
sekolah yang setiap tahun terus melonjak naik. Penghasilan ayah yang sangat
minim untuk mencukupi kehidupan kami ini sangat terbatas. Uang yang dihasilkan
ayah hanya untuk makan saja.
Aku hanya mampu
meratapi nasib yang sangat menyedihkan ini. Semenjak aku putus sekolah, aku
membantu ayah bekerja sebagai pemulung. Mengais sampah setiap hari untuk
menambah penghasilan ayah. Aku tinggal dirumah kumuh yang berdekatan dengan
tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Baunya begitu sedap sampai-sampai ada
banyak lalat yang bertransmigrasi ditempat ini.
Saat aku sedang mengambil sampah, tiba-tiba
ada sesosok perempuan yang berdiri didepanku. Aku perlahan melihat perempuan
itu dari ujung kaki sampai kekepala. Sungguh terkejutnya aku melihat sesosok
perempuan itu adalah ibu kandungku. Sudah 11 tahun tidak pernah bertemu
dengannya. Aku hanya mengetahui wajah ibuku dari sebuah foto yang aku temukan
dilaci kamar ayah. Selama ini ayah tidak menceritakan perihal kepergian ibu.
Setiap kali aku menanyakan kepada ayah, ayah hanya diam. Ibu itumengagetkan
lamunanku dengan memegang pundakku.
“Nak. Bolehkah ibu bertanya?”
“Ya Bu”.
Nak kenapa kamu gugup?
Tidak apa-apa bu. Dengan
meneteskan air mata.
Nak kamu kenapa?
Dengan secepat
kilat aku memeluk ibu itu dan menangis. Ibu itu bingung melihat tingkahku yang
demikian. Setelah tangisku berhenti aku menjelaskan semuanya. Karena mendengar
cerita yang demikian ibu menangis dan meminta maaf padaku atas semua
perbuatannya yang telah meninggalkanku bersama ayah.
Hari ini aku
sangat bahagia, setelah sebelas tahun lamanya aku menanti kehadiran seorang
wanita yang telah melahirkanku. Akhirna bisa bertemu kembali. Kebetulan sekali
ternyata mencari anak kandungnya dan suaminya. Aku mengajak ibu untuk menemui
ayah dirumah. Saat tiba dirumah ayah sedang memilah sampah yang akan dijual
pada pengepul sampah.
Ayah…….. (teriakan ku mengejutkan
ayah)
Ayah sangat terkejut melihatku
bersama sesosok perempuan yang sangat dicintainya itu. Ayah dan ibu
berbincang-bincang menanyakan kabar masing-masing. Sedangkan aku meninggalkan
mereka berdua. Aku menuju kekamarku.
Mas bagaiman kabar kamu?
Alhamdulillah baik. Bagaiman
denganmu?
Aku juga baik
mas. Aku sangat meminta maaf kepadamu dengan rizki karena kau telah
meninggalkan kalian tanpameminta izin terlebih dahulu. Waktu itu ada seorang
perempuan yang menawariku menjadi TKW di Arab. Tanpa piker panjang aku menerima
tawaran tersebut. Aku hany ingin merubah nasib kita ini menjadi lebih baik. Aku
minta maaf ya Mas atas kelancanganku itu. Semenjak di arab aku selalu
memikirkan kalian. 5 tahun setelah kepergianku ke arab, aku kembali untuk
membangun usaha di Indonesia. Alhamdulillah usahaku berjalan dengan lancar.
Syukurlah kalu begitu. Bagaimana
dengan kehidupanmu sekarang?. Apakah kamu menikah lagi dengan orang lain.
Keadaanku sekarang sudah lebih
baik dari yang dulu. Selama ini aku tidak menikah dengan siapapun. Aku tetap
setia denganmu.
Oh. Aku juga tidak menikah lagi.
Kita kan belum bercerai mas?
Oh iya ya. Dengan senyuman
renyah.
Bagaimana dengan rizki mas?.
Sekarang dia kelas berapa?
Semenjak kelas
3 SD rizki berhenti sekolah. Aku sudah memintanya untuk melanjutkan sekolah,
tapi dia tidak berkenan. Dia ingin membantuku untuk memungut barang-barang
bekas. Agar mendapat uang yang banyak. Setelah sekian lama mengobrol, ayah dan
ibu keluar dari ruang tamu. Ayah dan ibu sepakat untuk menyekolahkan aku
kembali. Hal yang membahagiakan itu telah terdengar ditelingaku. Pada saat ayah
dan ibu berbincang-bincang, aku mendewngarkannya didalam kamar.
Aku dan ayah
sangat bahagia sekali melihat kenyataan ini. Akhirnya aku bisa bersekolah
kembali. Dan kami pun menjadi keluarga yang bahagia. Karena ibu dan ayah
bersatu kembali. akhirnya aku bisa merasakan kasih sayang seorang ibu. Alhamdulillah.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking