Pages

Linda Nur Wahyuni Sekolah Di MAN Yogyakarta 1
Sondag 02 Junie 2013

Penantian Panjang






Pagi ini sangat cerah. Mentari menampilkan sinar yang begitu indah. Suara kokokan ayam menambah keindahan pagi ini. Tetapi ada satu hal yang membuatku kecewa. Aku adalah rizki, anak dari keluarga pincang. Ayahku bekerja sebagai pemulung dan ibuku telah pergi meninggalkanku sewaktu aku masih bayi. Saat ini umurku 11 tahun. Aku berhenti sekolah saat aku kelas 3 SD. Ayahku tidak mampu membayar uang sekolah yang setiap tahun terus melonjak naik. Penghasilan ayah yang sangat minim untuk mencukupi kehidupan kami ini sangat terbatas. Uang yang dihasilkan ayah hanya untuk makan saja. 
Aku hanya mampu meratapi nasib yang sangat menyedihkan ini. Semenjak aku putus sekolah, aku membantu ayah bekerja sebagai pemulung. Mengais sampah setiap hari untuk menambah penghasilan ayah. Aku tinggal dirumah kumuh yang berdekatan dengan tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Baunya begitu sedap sampai-sampai ada banyak lalat yang bertransmigrasi ditempat ini.
 Saat aku sedang mengambil sampah, tiba-tiba ada sesosok perempuan yang berdiri didepanku. Aku perlahan melihat perempuan itu dari ujung kaki sampai kekepala. Sungguh terkejutnya aku melihat sesosok perempuan itu adalah ibu kandungku. Sudah 11 tahun tidak pernah bertemu dengannya. Aku hanya mengetahui wajah ibuku dari sebuah foto yang aku temukan dilaci kamar ayah. Selama ini ayah tidak menceritakan perihal kepergian ibu. Setiap kali aku menanyakan kepada ayah, ayah hanya diam. Ibu itumengagetkan lamunanku dengan memegang pundakku.
“Nak. Bolehkah ibu bertanya?”
“Ya Bu”.
Nak kenapa kamu gugup?
Tidak apa-apa bu. Dengan meneteskan air mata.
Nak kamu kenapa?
Dengan secepat kilat aku memeluk ibu itu dan menangis. Ibu itu bingung melihat tingkahku yang demikian. Setelah tangisku berhenti aku menjelaskan semuanya. Karena mendengar cerita yang demikian ibu menangis dan meminta maaf padaku atas semua perbuatannya yang telah meninggalkanku bersama ayah.
Hari ini aku sangat bahagia, setelah sebelas tahun lamanya aku menanti kehadiran seorang wanita yang telah melahirkanku. Akhirna bisa bertemu kembali. Kebetulan sekali ternyata mencari anak kandungnya dan suaminya. Aku mengajak ibu untuk menemui ayah dirumah. Saat tiba dirumah ayah sedang memilah sampah yang akan dijual pada pengepul sampah.
Ayah…….. (teriakan ku mengejutkan ayah)
Ayah sangat terkejut melihatku bersama sesosok perempuan yang sangat dicintainya itu. Ayah dan ibu berbincang-bincang menanyakan kabar masing-masing. Sedangkan aku meninggalkan mereka berdua. Aku menuju kekamarku.
Mas bagaiman kabar kamu?
Alhamdulillah baik. Bagaiman denganmu?
Aku juga baik mas. Aku sangat meminta maaf kepadamu dengan rizki karena kau telah meninggalkan kalian tanpameminta izin terlebih dahulu. Waktu itu ada seorang perempuan yang menawariku menjadi TKW di Arab. Tanpa piker panjang aku menerima tawaran tersebut. Aku hany ingin merubah nasib kita ini menjadi lebih baik. Aku minta maaf ya Mas atas kelancanganku itu. Semenjak di arab aku selalu memikirkan kalian. 5 tahun setelah kepergianku ke arab, aku kembali untuk membangun usaha di Indonesia. Alhamdulillah usahaku berjalan dengan lancar.
Syukurlah kalu begitu. Bagaimana dengan kehidupanmu sekarang?. Apakah kamu menikah lagi dengan orang lain.
Keadaanku sekarang sudah lebih baik dari yang dulu. Selama ini aku tidak menikah dengan siapapun. Aku tetap setia denganmu.
Oh. Aku juga tidak menikah lagi.
Kita kan belum bercerai mas?
Oh iya ya. Dengan senyuman renyah.
Bagaimana dengan rizki mas?. Sekarang dia kelas berapa?
Semenjak kelas 3 SD rizki berhenti sekolah. Aku sudah memintanya untuk melanjutkan sekolah, tapi dia tidak berkenan. Dia ingin membantuku untuk memungut barang-barang bekas. Agar mendapat uang yang banyak. Setelah sekian lama mengobrol, ayah dan ibu keluar dari ruang tamu. Ayah dan ibu sepakat untuk menyekolahkan aku kembali. Hal yang membahagiakan itu telah terdengar ditelingaku. Pada saat ayah dan ibu berbincang-bincang, aku mendewngarkannya didalam kamar.
Aku dan ayah sangat bahagia sekali melihat kenyataan ini. Akhirnya aku bisa bersekolah kembali. Dan kami pun menjadi keluarga yang bahagia. Karena ibu dan ayah bersatu kembali. akhirnya aku bisa merasakan  kasih sayang seorang ibu. Alhamdulillah. 

0 opmerkings:

Plaas 'n opmerking